Kamis, 08 Juli 2010

Apel ku tak seperti dulu


Kota batu adalah penghasil apel unggulan pada era tahun 60-an sampaitahun 90-an.
tetapl sekarang sangatlah berbeda, ikon kota Batu yang dahulu kini telah hilang hanya ada tugu saja ditengah tengah kota, dan apabila mau mencari apel asli batu sendiri haruslah melakoni perjalanan sekitar 30 sampai 1jam untuk dapat melihat langsung perkebunan apel dikota Batu.
Sedikit menilik sejarah.
Pada tahun 1934 saat itu masa penjajahan Belanda, para kompeni Belanda,mencoba untuk membawa bibit buah apel yang mana apelsaat itu hanya dapat dikembangkan di daerah iklim sub tropis, yang memiliki 4 musim, yakni musim panas, gugur, dingin, dam semi.
Para ahli pertanian Belanda mencoba membididayakan apel di Indonesia dengan cara memanipulasi iklim tersebut dengan mengadaptasikan dengan iklim di indonesia.
Para pembawa apeltersebut memilih kota batu sebagai penelitian pembudidayaan apel karena kota Batu memiliki suhu yang dingin dan baik bagi pertumbuhan apel. dan kota Batu memilili ketinggian yang ideal bagi pertumbuhan biah apel, yang nama ke idealan pembudidayaan apel adalah pada ketinggian 700 m sampai 900 m dpl.
dan mulai saat itu pula kota Batu sebagai produsen ter baik dan terkenal di Indonesia.
tetapi apakah bisa bertahan sampai kapan ketenaran apel Kota BAtu.

Seiring bejalan nya zaman, isu isu global warming menghantui para petani - petani apel di kota BAtu. Pasar bebas di asia juga ikut mengencan keberadaan apel - apel dikota Batu.